Bicara tentang pengalaman pribadi saya, sepertinya sangat banyak
sekali cerita dan pengalaman hidup yang saya dapatkan dan saya lewati.
Namun kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya saat masih
duduk di bangku SMA. Pengalaman ini tentang sebuah pelajaran yang
sebenarnya telah saya dapatkan sejak SD, yaitu pelajaran OLAHRAGA.
Sebenarnya saya sangat menyukai pelajaran ini, namun ada satu materi
dimana saya tidak bisa melakukan prakteknya dan dapat dikatakan saya
sangat membenci materi ini dan akan saya hindarkan terus sebisa saya.
Materi tersebut adalah senam matras, dimana pada materi ini terdapat praktek untuk melakukan gerakan roll depan, roll belakang dan lompat harimau.
Saya sangat membenci materi ini karena sudah pasti saya tidak dapat
melakukan praktek tersebut walaupun saya telah mencoba di rumah, tetapi
tetap saja tidak bisa. Karena saat masih sekolah tubuh saya gemuk, dan
saya menjadi orang terbesar ke dua di sekolahan. Jika ada materi ini
saya dan teman saya yang di sebut sebagai orang terbesar pertama sudah
pasti tidak bisa melakukan prakteknya dan hanya akan menjadi papan
rintang saat yang lain loncat harimau dengan alasan agar tetap mendapat
nilai.
Pengalaman ini sebenarnya sebuah cerita yang memalukan bagi saya,
namun jika di ingat ingan kembali, saya akan tertawa juga mengingatnya.
Ya, waktu itu ada ujian praktek di sekolah saya untuk nilai uas, dan
materi senam matras ini menjadi salah satu nilai praktek dalam mata
pelajaran olahraga. Saat itu saya awalnya sudah bilang kalau tidak akan
ikut saat mengambil nilai praktek ini, namun guru saya tetap bilang coba
saja dulu. Akhirnya saya tetap menunggu giliran nama saya di panggil,
dan ketika sudah dekat saya izin ke kamar mandi. Tetapi guru saya sudah
mengetahui niat saya ini, dan ketika nama saya di panggil dia tetap
mencari cari saya sambil tersenyum dan menyuruh teman saya untuk
memanggil saya. Akhirnya datang teman saya beramai ramai menyusul saya
dan memberi tahu kalau saya di panggil untu praktek. Namun saya tetap
tidak mau mengikuti dan memilih untuk bertahan di kamar mandi.
Akhirnya setelah selesai mengambil nilai praktek ini, saya baru
keluar dari kamar mandi dan menemui guru saya untuk meminta nilai dengan
materi apa saja asal jangan senam matras. Akhirnya guru saya tersenyun
dan bilang “sudah kamu tidak usah buat apa-apa, saya maklumi kok“.
Saya pun merasa tenang dan lega mendengarnya. Namun ketika ke dalam
kelas, beberapa teman dekat saya menertawai saya dan meledek saya dengan
bilang “ah cemen ah”. Saat itu saya hanya bisa membalas tawanya saja, tetapi sebenarnya ada perasaan malu juga di dalam hati saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar